BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat, Subyek dan Waktu penelitian
1. Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 5 Purworejo Kabupaten
Purworejo Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester I tahun pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan,
yaitu pada bulan juli hingga september tahun 2012.
B. Metode dan Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian eksperimental semu (quasi experimental research), karena
peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Dalam
penelitian ini dilakukan manipulasi variabel terhadap variabel bebasnya yaitu
pembelajaran matematika dengan metode CTL
(Contextual Teaching and Learning)
Sedangkan variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi variabel terikat
adalah motivasi belajar siswa.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan rancangan
penelitian faktorial 2 × 3 untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas
terhadap variabel terikat. Tabel 3.1. Tabel Rancangan Penelitian
Metode Mengajar (ai)
|
Motivasi Belajar
Siswa (bj)
|
||
Tinggi (b1)
|
Sedang (b2)
|
Rendah (b3)
|
|
CTL (eksperimen)(a1)
|
Ab11
|
Ab12
|
Ab13
|
Ekspositori
(kontrol)(a2)
|
Ab21
|
Ab22
|
Ab23
|
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan
Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X
SMA N 5 Purworejo yang tediri dari 5
kelas.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling dilakukan dengan Stratified Cluster Random Sampel yang dilakukan dengan beberapa tahap sebagai
berikut:
a.
Populasi adalah SMA se Purworejo
b. Setelah itu dikelompokkan berdasarkan gugus masing-masing
c. Setelah dikelompokkan dipilih secara acak gugus, dan didapat sampel
yaitu SMA N 5 Purworejo kelas
X
d. Kelas X terdiri dari 5 kelas, dari 5 kelas tersebut dibagi berdasarkan
nilai rata-rata kelas menjadi 3 strata, yaitu
2 kelas dengan rata-rata nilai tinggi,
1 kelas dengan rata-rata nilai sedang, dan 2 kelas dengan rata-rata
nilai rendah
e. Dari kelas
strata tersebut diambil secara acak 1 kelas yang mewakili setiap strata
tersebut.
f. Dari ke-3
kelas tersebut diambil secara acak 1 kelas eksperimen dan 1 kelas control.
3. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Sampel
penelitian ini sebanyak dua kelas X C sebagai kelas
eksperimen dan kelas X
E sebagai kelas kontrol
D. Identifikasi Variabel
Pada
penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
a. Metode Mengajar
1)
Definisi operasional
Sulistiyono (2003) dalam (Trianto;2009:140) mendefinisikan”srategi
belajar sebagai suatu tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk
mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara
langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditansfer dalam strategi baru”.
Model pembelajaran menurut Soekamto dan
Winataputra(2007:78-79) adalah”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan tertentu dan berfungsisebagai pemandu bagi para perancang design
pembelajaran dalam melaksanakan aktifitas belajar mengajar”.
Model
pembelajaran adalah pola interaksi siwa dengan guru didalam kelas yang
menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas
2)
Skala pengukuran : nominal
3)
Indikator : Penggunaan strategi pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan strategi CTL
(Contextual
Teaching and Learning),
sedangkan kelas kontrol dengan strategi ekspositori.
4)
Simbol : ai, dengan i = 1, 2
a1 = CTL (eksperimen).
a2 = Ekspositori (control).
b. Aktifitas belajar
1)
Definisi operasional.
Aktifitas menurut Anton M
Mulyono(2001:26) adalah kegiatan atau keaktifan dalam belajar diperlukan adanya
aktifitas, tanpa adanya aktifitas kegiatan belajar tidak dapat berjalan dengan
baik. Sardiman AM(2004:95) berpendapat bahwa belajar adalah berbuat untuk
mengubah tingkah laku, jadi melakukan suatu kegiatan. Jadi aktifitas belajar adalah
segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi(guru dan siswa) dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
2)
Skala pengukuran : nominal
3)
Indikator : jumlah skor dari angket aktifitas belajar siswa
4)
Simbol : bj, dengan j = 1, 2, 3
b1= aktifitas belajar tinggi.
b2 = aktifitas belajar
sedang.
b3 = aktifitas belajar rendah
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini
adalah prestasi belajar matematika.
a. Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang dicapai seseorang dalam
penguasaan pengetahuan tentang matematika yang dinyatakan dalam bentuk angka,
huruf maupun kalimat dan merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai dalam
periode tertentu.
b. Skala pengukuran : nominal
c. Indikator : nilai tes hasil belajar
matematika siswa pada materi fungsi.
d. Simbol : Y
e. Teknik Pengumpulan Data
1.
Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data nama peserta didik yang akan menjadi sampel penelitian ini dan untuk
memperoleh data nilai ulangan blok peserta didik kelas X semester pada materi fungsi yang akan digunakan untuk uji
normalitas data awal dan uji homogenitas data awal.
2.
Metode Tes
Pada penelitian ini metode tes digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika pada kompetensi fungsi yang berbentuk pilihan
ganda. Sebelum instrumen tes digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian,
terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap tes tersebut. Uji coba ini
dilakukan meliputi 2 hal sebagai berikut.
a.
Analisis Instrumen
Analisis instrumen bertujuan untuk
mengetahui apakah soal tes telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas
atau belum.
1). Uji validitas isi
Dalam dunia pendidikan, sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur sesuai dengan domain dan tujuan
khusus tertentu yang sama dengan isi pelajaran yang telah diberikan di dalam
kelas. Sebagian ahli tes berpendapat bahwa tidak ada satupun pendekatan
statistik yang dapat digunakan untuk menentukan validitas isi suatu tes.
Menurut Guion dalam Sumarna Surapranata (2006: 53), “Validitas isi hanya dapat
dilakukan berdasarkan judgement para
ahli. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, untuk menilai apakah intrumen tes
telah mempunyai validitas isi yang baik akan dilakukan oleh pakar atau
validator (expert judgment).
2). Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila
dapat memberikan hasil yang relatif sama pada saat dilakukan pengukuran lagi
pada obyek yang berbeda pada waktu yang berlainan. Reliabilitas tes hasil
belajar dapat diuji dengan beberapa rumus sebagai berikut:
A. rumus
KR-20
r11 =
Keterangan:
r11
: indeks reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir instrumen
pi :
proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
q1
:
1- pi
: variansi total
B. Teknik
Spearman-Brown
r11
=
Keterangan:
r11 : indeks
reliabilitas instrumen
:
koefisien korelasi antara skor bagian pertama dan bagian kedua
C. Teknik
Flanagan
R11=
2
Keterangan
:
R11
: indeks reliabilitas instrumen
:
variansi instrumen belahan pertama
: variansi instrumen belahan kedua
:
variansi instrumen total
D. Teknik
Rulon
R11
= 1-
Keterangan
R11
: indeks reliabilitas instrumen
: variansi perbedaan skor antara dua belahan
: variansi total
E. Teknik Alpha
R11=
Keterangan
:
R11
: indeks reliabilitas instrumen
n :
banyaknya butir instrumen
:
variansi belahan ke-i, i = 1, 2, 3, ..., k (k < n)
:
variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.
b. Analisis Butir Instrumen
Analisis
butir instrumen meliputi uji tingkat kesukaran, daya pembeda, dan berfungsinya
pengecoh.
1). Tingkat Kesukaran
Untuk
menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir
tes digunakan rumus:
P=
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyak peserta tes yang menjawab
soal benar
Js : Jumlah seluruh peserta
tes
2). Daya Pembeda
Analisis
daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan siswa
yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk mencari daya
pembeda suatu butir soal adalah:
D
=
dengan
D
= daya pembeda soal
nA =
banyaknya peserta kelompok atas
nB
= banyaknya peserta kelompok bawah
ΣA= banyaknya peserta
kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
ΣB = banyaknya peserta
kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
3).
Pengecoh
Dalam
soal tes pilihan ganda pengecoh merupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan. Pengecoh dimaksudkan dengan alternatif jawaban yang bukan
merupakan kunci jawaban, dimana sekiranya siswa memilih alternatif jawaban yang
salah tersebut. Dalam penelitian ini pengecoh dikatakan berfungsi jika pengecoh
tersebut dipilih oleh sekurang-kurangnya 5% dari seluruh peserta tes dan
peserta dari kelompok yang tinggi menjawab lebih sedikit dari pada kelompok
bawah.
3.
Metode Angket
Angket
dalam penelitian ini memuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa. Pilihan dari
jawaban siswa nantinya dapat dijadikan indikator dalam menentukan kecenderungan
motivasi belajar siswa.
Adapun
prosedur pemberian skor jawaban angket adalah sebagai berikut:
1.
Soal dengan 4 item pilihan jawaban
a. Item positif
1) Jawaban a (selalu) mendapat skor 4
2) Jawaban b (sering) mendapat skor 3
3) Jawaban c (kadang-kadang) mendapat skor 2
4) Jawaban d (tidak pernah) mendapat skor 1
b. Item negatif
1) Jawaban a (selalu) mendapat skor 1
2) Jawaban b (sering) mendapat skor 2
3) Jawaban c (kadang-kadang) mendapat skor 3
4) Jawaban d (tidak pernah) mendapat skor 4
3. Soal dengan 3 item pilihan jawaban
a. Item positif
1) Jawaban a (senang) mendapat skor 3
2) Jawaban b (biasa-biasa saja) mendapat skor 2
3) Jawaban c (tidak senang) mendapat skor 1
b. Item negatif
1) Jawaban a (senang) mendapat skor 1
2) Jawaban b (biasa-biasa saja) mendapat skor 2
3) Jawaban c (tidak senang) mendapat skor 3
Setelah
penyusunan item soal angket selesai, terlebih dahulu dilaukan uji coba untuk
menganalisis instrumen apakah sudah memenuhi kriteria validitas, konsistensi
internal, dan reliabilitasnya.
a. Validitas isi.
Penelaahan
instrumen angket dilakukan oleh validator yaitu seorang pakar. Dalam penelitian
ini, angket disusun untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Karena
motivasi berhubungan dengan kejiwaan,
maka penelaahan angket akan dilakukan oleh psikolog.
b. Konsistensi Internal
Konsistensi
internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing-masing butir
angket tersebut dengan skor totalnya. Artinya butir-butir tersebut harus
mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk
menghitungnya digunakan rumus korelasi momen produk dari
Karl
Pearson sebagai berikut.
rxy
=
Keterangan:
rXY
: indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n
: cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y
: total skor
c. Uji Reliabilias
Untuk
menguji reliabilitas angket digunakan rumus (Anda dapat memilih rumus yang
telah disampaikan pada bagian sebelumnya) sebagai berikut:
f.
Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelas
(kelas
eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum
kelas
eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji
yang digunakan adalah uji-t.
Adapun
data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar matematika
antara
siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Langkah-langkah
uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (kedua
kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua
kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
b. Taraf Signifikansi : α = 0,05
c. Statistik Uji
tobs =
Keterangan:
: mean dari kemampuan awal kelas eksperimen
: mean dari kemampuan awal kelas kontrol
: variansi dari kemampuan awal kelas
eksperimen
: variansi dari kemampuan awal kelas kontrol
:
jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas kontrol
d.
Menentukan daerah kritik
DK
=
e. Keputusan Uji
Tolak
H0 jika harga tobs terletak di daerah kritik.
f.
Kesimpulan
1) Ketiga kelas sampel memiliki kemampuan awal
yang sama jika H0 tidak ditolak
2) Ketiga kelas sampel memiliki kemampuan awal
berbeda jika H0 ditolak.
g.
Teknik Analisis Data
1) Uji Prasyarat Analisis
Uji
prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji
homogenitas.
a.
Uji Normalitas
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode
Lilliefors
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0 : sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Taraf signifikansi (α = 0,05)
3. Statistik Uji
Lhitung=i)- ;Zi =
Keterangan:
F(Zi)
:
P(Z < Zi) ; ZN(0,
1)
S(Zi) : proporsi cacah Z <
Zi terhadap seluruh cacah Z
Xi : skor responden
4. Daerah Kritik (DK) = { L | L > Lα
; n} ; n adalah ukuran sampel
5. Keputusan Uji
H0
ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik
6. Kesimpulan
1). Sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal jika H0 tidak ditolak.
2). Sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal jika H0 ditolak.
b.
Uji Homogenitas Variansi Populasi
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi
penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji
homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0
: (variansi populasi homogen)
H1 : paling
tidak ada satu (variansi populasi tidak homogen) untuk
i ≠ j ; i = 1, 2, ..., k; j = 1, 2, ..., k
2. Taraf signifikansi (α = 0,05)
3. Statistik U
=
f
: derajat kebebasan untuk RKG = N – k
N
: cacah semua pengukuran
fj
: derajat kebebasan untuk =
nj -1
j
: 1, 2, ..., k
nj
: cacah pengukuran pada sampel ke-j
RKG
=
SSj=
=
4.
daerah kritik (DK)=
5. Keputusan Uji
H0
ditolak jika terletak di daerah kritik
6. Kesimpulan
a) Populasi-populasi homogen jika H0
tidak ditolak.
b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0
ditolak.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian
diuji dengan teknik analisis variansi dua jalan
dengan sel tak sama,
dengan model sebagai berikut:
Xijk = µ+ αi + βj + (αβ)ij + εijk
Keterangan:
Xijk : data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom
ke-j
µ : rerata dari seluruh data amatan (rerata
besar, grand mean)
αi : efek baris ke-i pada variabel terikat
βj : efek kolom ke-j pada variabel terikat
(αβ)ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j
pada variabel terikat
εijk : deviasi data amatan terhadap rataan
populasinya (µ ij) yang berdistribusi normal dengan rataan 0.
Deviasi amatan terhadap rataan populasi
juga disebut error (galat).
i
: 1, 2
dengan 1
: pembelajaran CTL
(eksperimen)
2
: pembelajaran Ekspositori
(kontrol).
j : 1, 2
dengan
1 : Motivasi belajar tinggi
2 : Motivasi belajar sedang
3
: Motivasi belajar rendah
k : 1, 2, 3, ... , nij dengan nij = banyaknya data amatan
pada sel ij.
Prosedur
dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua
jalan
dengan sel tak sama, adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0A : αi = 0 untuk
setiap i = 1,2
(tidak ada perbedaan
efek antar baris terhadap variabel
terikat)
H1A : paling sedikit ada satu αi
yang tidak nol
(ada perbedaan efek antar baris terhadap
variabel terikat)
H0B
: βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3
(tidak
ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)
H1B
: paling sedikit ada satu βj yang tidak nol
(ada perbedaan efek antar kolom terhadap
variabel terikat)
H0AB
: (αβ)ij untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3
(tidak ada interaksi
baris dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB
: paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol
(ada
interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)
b. Komputasi
Pada
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-notasi
sebagai berikut:
nij
: ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
:
cacah data amatan pada sel ij
:
frekuensi sel ij
=
: cacah seluruh data amatan
SSj
: jumlah kuadrat deviasi data amatan sel ij
SSj=
ij : rataan pada sel ij
Ai
: : jumlah rataan pada baris ke-i
Bj
: : jumlah rataan pada kolom ke-j
G : : : jumlah rataan semua sel
Untuk
memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan
(5) sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Pada analisis variansi
dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah kuadrat, yaitu:
JKA := {(3)-(1)}
JKB : {(4)-(1)}
JKAB : {(1)+(5)-(3)-(4)}
JKG : (2)
JKT : JKA + JKB + JKAB + JKG
Dengan:
JKA
: jumlah kuadrat baris
JKB
: jumlah kuadrat kolom
JKAB
: jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom
JKG
: jumlah kuadrat galat
JKT
: jumlah kuadrat total
Derajat
kebebasan (dk) untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah sebagai
berikut:
dkA
= p-1 dkB = q-1
dkAB = (p-1)(q-1) dkG = N-pq
dkT
= N-1
Berdasarkan
jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh rataan kuadrat
sebagai berikut:
RKA=
RKAB=
RKB=
RKG=
c. Statistik Uji
Statistik
uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini adalah:
1) Untuk H0A adalah Fa= yang merupakan nilai dari variabel random yang
berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq.
2) Untuk H0B adalah Fb= yang
merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat
kebebasab q-1 dan N-pq.
3) Untuk H0AB adalah Fab =
yang
merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat
kebebasan (p-1)(q-1) dan N-pq.
d. Taraf Signifikansi (α = 0,05)
e. Daerah Kritik
1)
Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {Fa | Fa >
Fα ; p-1, N-pq}
2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK =
{ Fb | Fb > Fα ; q-1, N-pq}
3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK
= { Fab | Fab > Fα ; (p-1)(q-1), N-pq}
f. Keputusan Uji
H0
ditolak jika Fhitung terletak di daerah kritik.
g. Rangkuman Analisis
Sumber
|
JK
|
Dk
|
R-K
|
Fobs
|
|
Baris(A)
Kolom(B)
Interaksi(AB)
Galat(G)
|
JKA
JKB
JKAB
JKG
|
p-1
q-1
(p-1)(q-1)
N-pq
|
RKA
RKB
RKAB
RKG
|
Fa
Fb
Fab
-
|
FTabel
FTabel
FTabel
-
|
Total
|
JKT
|
N-1
|
-
|
-
|
-
|
3. Uji Komparasi Ganda
a. Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari
analisis variansi apabila hasil analisis
variansi tersebut menunjukkan hasil bahwa
hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi
digunakan metode Scheffe.
1) Komparasi rerata antar kolom
F●
i – 0j =
dengan
:
F.i-.j =
nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
X
•i = rerata pada kolom ke-i
X •j = rerata pada kolom ke-j
RKG = rerata kuadrat
galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
n.i = ukuran
sampel pada kolom ke-i
n.j
= ukuran sampel pada kolom ke-j
Daerah kritik untuk uji adalah = { F •i−•j
| F •i−•j > (q-1)Fα ;q-1,N-pq}
2) Komparasi rerata antar sel pada kolom yang
sama
Fij
– kj =
Fij-kj =
nilai Fhit pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj
Xij = rerata pada baris ke-ij
Xkj = rerata pada baris ke-kj
RKG = rerata kuadrat
galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
nij = ukuran
sampel pada baris ke-ij
nkj = ukuran
sampel pada baris ke-kj
Daerah Kritik untuk uji
adalah = {Fij-kj | Fij-kj > (pq-1)Fα ;(pq-1),N-pq}
3) Komparasi rerata antar sel pada baris yang
sama
Fij
– ik =
Fij-ik
= nilai Fhit pada perbandingan baris ke-ij dan baris ke-ik
Xij = rerata pada baris ke-ij
Xik = rerata pada baris ke-ik
RKG = rerata kuadrat
galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
nij
= ukuran sampel pada baris ke-ij
nik
= ukuran sampel pada baris ke-ik
Daerah Kritik untuk uji
adalah = {Fij-kj | Fij-kj
> (pq-1)Fα ;(pq-1),N-pq}
b. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk
setiap pasang komparasi rerata.
c. Menyusun rangkuman anlisis (komparasi ganda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar