Minggu, 08 April 2012

BAB III MTODE PENELITIAN


BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Tempat, Subyek dan Waktu penelitian
1.  Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 5 Purworejo Kabupaten Purworejo Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester I tahun pelajaran 2012/2013.
2.  Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada bulan juli hingga september tahun 2012.
B.  Metode dan Rancangan Penelitian
1.  Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode  penelitian eksperimental semu (quasi experimental research), karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Dalam penelitian ini dilakukan manipulasi variabel terhadap variabel bebasnya yaitu pembelajaran matematika dengan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) Sedangkan variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi variabel terikat adalah  motivasi belajar siswa.
2.  Rancangan Penelitian
 Dalam penelitian ini, digunakan rancangan penelitian faktorial 2 × 3 untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 3.1. Tabel Rancangan Penelitian
Metode Mengajar (ai)
Motivasi Belajar Siswa (bj)
Tinggi (b1)
Sedang (b2)
Rendah (b3)
CTL  (eksperimen)(a1)
Ab11
Ab12
Ab13
Ekspositori (kontrol)(a2)
Ab21
Ab22
Ab23

C.  Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1.  Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 5 Purworejo yang tediri dari 5 kelas. 
2.  Teknik Pengambilan Sampel
Sampling dilakukan dengan  Stratified Cluster Random Sampel  yang dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:
a.  Populasi adalah SMA se Purworejo
b. Setelah itu dikelompokkan berdasarkan gugus masing-masing
c. Setelah dikelompokkan dipilih secara acak gugus, dan didapat sampel yaitu SMA N 5 Purworejo kelas X
d. Kelas X terdiri dari 5 kelas, dari 5 kelas tersebut dibagi berdasarkan nilai rata-rata kelas menjadi 3 strata, yaitu  2 kelas dengan rata-rata nilai tinggi,  1 kelas dengan rata-rata nilai sedang, dan 2 kelas dengan rata-rata nilai rendah
e. Dari kelas strata tersebut diambil secara acak 1 kelas yang mewakili setiap strata tersebut.
f. Dari ke-3 kelas tersebut diambil secara acak 1 kelas eksperimen dan 1 kelas control.
3.  Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Sampel penelitian  ini  sebanyak dua kelas X C sebagai kelas eksperimen dan kelas X E sebagai kelas kontrol
D.  Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu  variabel bebas dan variabel terikat.
1.  Variabel Bebas
a.  Metode Mengajar
1)  Definisi operasional
Sulistiyono (2003)  dalam (Trianto;2009:140) mendefinisikan”srategi belajar sebagai suatu tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditansfer dalam strategi baru”.
Model pembelajaran menurut Soekamto dan Winataputra(2007:78-79) adalah”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsisebagai pemandu bagi para perancang design pembelajaran dalam melaksanakan aktifitas belajar mengajar”.
Model pembelajaran adalah pola interaksi siwa dengan guru didalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas
2)  Skala pengukuran : nominal
3)  Indikator : Penggunaan strategi pembelajaran  pada kelas eksperimen
menggunakan strategi  CTL (Contextual Teaching and Learning), sedangkan kelas kontrol dengan strategi ekspositori.
4)  Simbol : ai, dengan i = 1, 2
a1 = CTL (eksperimen).
a2 = Ekspositori (control).
b.  Aktifitas belajar
1)  Definisi operasional.
Aktifitas menurut Anton M Mulyono(2001:26) adalah kegiatan atau keaktifan dalam belajar diperlukan adanya aktifitas, tanpa adanya aktifitas kegiatan belajar tidak dapat berjalan dengan baik. Sardiman AM(2004:95) berpendapat bahwa belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan suatu kegiatan. Jadi aktifitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi(guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
2)  Skala pengukuran : nominal
3)  Indikator : jumlah skor dari angket aktifitas belajar siswa
4)  Simbol :      bj, dengan j = 1, 2, 3
b1= aktifitas belajar tinggi.
b2 = aktifitas belajar sedang.
b3 = aktifitas belajar rendah
2.  Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
a.  Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan tentang matematika yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat dan merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai dalam periode tertentu.
b.  Skala pengukuran : nominal
c.  Indikator : nilai tes hasil belajar matematika siswa pada materi fungsi
d.  Simbol : Y
e.  Teknik Pengumpulan Data
1.  Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama peserta didik yang akan menjadi sampel penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai ulangan blok peserta didik kelas X semester  pada materi fungsi yang akan digunakan untuk uji normalitas data awal dan uji homogenitas data awal.
2.  Metode Tes
Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika pada kompetensi fungsi yang berbentuk pilihan ganda. Sebelum instrumen tes digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap tes tersebut. Uji coba ini dilakukan meliputi 2 hal sebagai berikut.
a.  Analisis Instrumen
Analisis instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal tes telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas atau belum.
1). Uji validitas isi
Dalam dunia pendidikan, sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur sesuai dengan domain dan tujuan khusus tertentu yang sama dengan isi pelajaran yang telah diberikan di dalam kelas. Sebagian ahli tes berpendapat bahwa tidak ada satupun pendekatan statistik yang dapat digunakan untuk menentukan validitas isi suatu tes. Menurut Guion dalam Sumarna Surapranata (2006: 53), “Validitas isi hanya dapat dilakukan berdasarkan  judgement para ahli. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, untuk menilai apakah intrumen tes telah mempunyai validitas isi yang baik akan dilakukan oleh pakar atau validator (expert judgment).
2). Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat memberikan hasil yang relatif sama pada saat dilakukan pengukuran lagi pada obyek yang berbeda pada waktu yang berlainan. Reliabilitas tes hasil belajar dapat diuji dengan beberapa rumus sebagai berikut:
A.    rumus KR-20
             r11 =
Keterangan:
r11 : indeks reliabilitas instrumen
n   : banyaknya butir instrumen
pi : proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
q1  : 1- pi
 : variansi total

B.     Teknik Spearman-Brown
r11 =
Keterangan:
r11 : indeks reliabilitas instrumen
: koefisien korelasi antara skor bagian pertama dan bagian kedua

C.     Teknik Flanagan
R11= 2
Keterangan : 
R11 : indeks reliabilitas instrumen
: variansi instrumen belahan pertama
 : variansi instrumen belahan kedua
 : variansi instrumen total

D.    Teknik Rulon
R11 = 1-
Keterangan
R11 : indeks reliabilitas instrumen
 : variansi perbedaan skor antara dua belahan
 : variansi total
E.       Teknik Alpha
R11=
Keterangan :
R11 : indeks reliabilitas instrumen
  n  : banyaknya butir instrumen
: variansi belahan ke-i, i = 1, 2, 3, ..., k (k < n)
: variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.

b. Analisis Butir Instrumen
Analisis butir instrumen meliputi uji tingkat kesukaran, daya pembeda, dan berfungsinya pengecoh.
1). Tingkat Kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir  tes digunakan rumus:
P=
Keterangan :
P : Indeks kesukaran 
B : Banyak peserta tes yang menjawab soal benar
Js : Jumlah seluruh peserta tes

2). Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa  yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk mencari daya pembeda suatu butir soal adalah:
D =
            dengan  D  = daya pembeda soal
nA = banyaknya peserta kelompok atas
nB = banyaknya peserta  kelompok bawah
ΣA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal  dengan benar
ΣB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

3).  Pengecoh
Dalam soal tes pilihan ganda pengecoh merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pengecoh dimaksudkan dengan alternatif jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban, dimana sekiranya siswa memilih alternatif jawaban yang salah tersebut. Dalam penelitian ini pengecoh dikatakan berfungsi jika pengecoh tersebut dipilih oleh sekurang-kurangnya 5% dari seluruh peserta tes dan peserta dari kelompok yang tinggi menjawab lebih sedikit dari pada kelompok bawah.

3.  Metode Angket
Angket dalam penelitian ini memuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Pilihan  dari jawaban siswa nantinya dapat dijadikan indikator dalam menentukan kecenderungan motivasi belajar siswa. 
Adapun prosedur pemberian skor jawaban angket adalah sebagai berikut:
1. Soal dengan 4 item pilihan jawaban
a.  Item positif
1)  Jawaban a (selalu) mendapat skor 4
2)  Jawaban b (sering) mendapat skor 3
3)  Jawaban c (kadang-kadang) mendapat skor 2
4)  Jawaban d (tidak pernah) mendapat skor 1
b.  Item negatif
1)  Jawaban a (selalu) mendapat skor 1
2)  Jawaban b (sering) mendapat skor 2
3)  Jawaban c (kadang-kadang) mendapat skor 3
4)  Jawaban d (tidak pernah) mendapat skor 4
3.  Soal dengan 3 item pilihan jawaban
a.  Item positif
1)  Jawaban a (senang) mendapat skor 3
2)  Jawaban b (biasa-biasa saja) mendapat skor 2
3)  Jawaban c (tidak senang) mendapat skor 1
b.  Item negatif
1)  Jawaban a (senang) mendapat skor 1
2)  Jawaban b (biasa-biasa saja) mendapat skor 2
3)  Jawaban c (tidak senang) mendapat skor 3

Setelah penyusunan item soal angket selesai, terlebih dahulu dilaukan uji coba untuk menganalisis instrumen apakah sudah memenuhi kriteria validitas, konsistensi internal, dan reliabilitasnya.

a.  Validitas isi.
Penelaahan instrumen angket dilakukan oleh validator yaitu seorang pakar. Dalam penelitian ini, angket disusun untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Karena motivasi  berhubungan dengan kejiwaan, maka penelaahan angket akan dilakukan oleh psikolog.

b.  Konsistensi Internal
Konsistensi internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing-masing butir angket tersebut dengan skor totalnya. Artinya butir-butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk menghitungnya digunakan rumus korelasi momen produk dari
Karl Pearson sebagai berikut.
rxy =
Keterangan:
rXY : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i 
n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X  : skor untuk butir ke-i
Y : total skor  

c.  Uji Reliabilias
Untuk menguji reliabilitas angket digunakan rumus (Anda dapat memilih rumus yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya) sebagai berikut:
f.  Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah  kedua kelas
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum
kelas eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji  yang digunakan adalah uji-t.
Adapun data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar matematika
antara siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
a.       Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
b. Taraf Signifikansi : α = 0,05
c. Statistik Uji
            tobs =

Keterangan:
              : mean dari kemampuan awal kelas eksperimen
  : mean dari kemampuan awal kelas kontrol
  : variansi dari kemampuan awal kelas eksperimen
   : variansi dari kemampuan awal kelas kontrol
: jumlah siswa kelas eksperimen
 : jumlah siswa kelas kontrol

d.   Menentukan daerah kritik
DK =
e. Keputusan Uji
Tolak H0 jika harga tobs terletak di daerah kritik.
f.     Kesimpulan
1)  Ketiga kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 tidak ditolak
2)  Ketiga kelas sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak.
g.  Teknik Analisis Data
1)  Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a.  Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode
Lilliefors dengan prosedur sebagai berikut:
1.  Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2.  Taraf signifikansi (α = 0,05)
3.  Statistik Uji
Lhitung=i)- ;Zi =
Keterangan:
F(Zi)   : P(Z < Zi) ; ZN(0, 1)
S(Zi) : proporsi cacah Z < Zi terhadap seluruh cacah Z
Xi       : skor responden
4.  Daerah Kritik (DK) = { L | L > Lα ; n} ; n adalah ukuran sampel
5.  Keputusan Uji
H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik
6.  Kesimpulan
1).  Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 tidak ditolak.
2).  Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 ditolak.

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi  penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:
1.      Hipotesis
H0 :  (variansi populasi homogen)
H1 : paling tidak ada satu  (variansi populasi tidak homogen) untuk
 i ≠ j ; i = 1, 2, ..., k; j = 1, 2, ..., k
2.  Taraf signifikansi (α = 0,05)
3.  Statistik U
            =
f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k
N : cacah semua pengukuran
fj : derajat kebebasan untuk = nj -1
j : 1, 2, ..., k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j
RKG =
SSj=
=
4. daerah kritik (DK)=
5.  Keputusan Uji
H0 ditolak jika  terletak di daerah kritik
6.  Kesimpulan
a)  Populasi-populasi homogen jika H0 tidak ditolak.
b)  Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.
2.  Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan teknik analisis variansi dua jalan 
dengan sel tak sama, dengan model sebagai berikut:
 Xijk = µ+ αi + βj  + (αβ)ij + εijk  
Keterangan:
Xijk   : data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
µ  : rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)
αi   : efek baris ke-i pada variabel terikat
βj    : efek kolom ke-j pada variabel terikat
(αβ)ij  : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat 
εijk   : deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µ ij) yang berdistribusi normal dengan rataan 0. Deviasi  amatan terhadap rataan populasi juga disebut error (galat).
i : 1, 2 
       dengan           1 : pembelajaran CTL (eksperimen)
                              2 : pembelajaran Ekspositori (kontrol).
j  : 1, 2 
      dengan 1 : Motivasi belajar tinggi
                   2 : Motivasi belajar sedang
                   3 : Motivasi belajar rendah
k  : 1, 2, 3, ... , nij  dengan nij = banyaknya data amatan pada sel ij.
Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua
jalan dengan sel tak sama, adalah sebagai berikut:
a.  Hipotesis
                               H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1,2
(tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat)
                               H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol
                   (ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat)
                              H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3
(tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)
                              H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol
                   (ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)
                              H0AB : (αβ)ij untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3
(tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)
                              H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol
                  (ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)
b.  Komputasi
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:
nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
            : cacah data amatan pada sel ij
: frekuensi sel ij
 =
 : cacah seluruh data amatan
SSj : jumlah kuadrat deviasi data amatan sel ij
SSj=
                              ij  : rataan pada sel ij
Ai :  : jumlah rataan pada baris ke-i
Bj :   : jumlah rataan pada kolom ke-j
G : :   : jumlah rataan semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah kuadrat, yaitu: 
JKA   :=  {(3)-(1)}
                              JKB    :   {(4)-(1)}
                              JKAB  :    {(1)+(5)-(3)-(4)}
                              JKG    : (2)
                              JKT    : JKA + JKB + JKAB + JKG
Dengan:
JKA : jumlah kuadrat baris
JKB : jumlah kuadrat kolom
JKAB : jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom
JKG : jumlah kuadrat galat
JKT : jumlah kuadrat total
Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah sebagai berikut:
                              dkA   = p-1                              dkB = q-1
                              dkAB = (p-1)(q-1)                   dkG = N-pq
                              dkT    = N-1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh rataan kuadrat sebagai berikut:
RKA=
RKAB=
RKB=
RKG=
c.  Statistik Uji
Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini adalah:
1)  Untuk H0A adalah Fa= yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq.
2)  Untuk H0B adalah Fbyang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasab q-1 dan N-pq.
3)  Untuk H0AB adalah Fab = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-1)(q-1) dan N-pq.
d.  Taraf Signifikansi (α = 0,05)
e.  Daerah Kritik
1)  Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {Fa | Fa > Fα ; p-1, N-pq}
2)  Daerah kritik untuk Fb adalah DK = { Fb | Fb > Fα ; q-1, N-pq}
3)  Daerah kritik untuk Fab adalah DK = { Fab | Fab > Fα ; (p-1)(q-1), N-pq}
      f.  Keputusan Uji
H0 ditolak jika Fhitung terletak di daerah kritik.
g.  Rangkuman Analisis

Sumber
JK
Dk
R-K
Fobs
Baris(A)
Kolom(B)
Interaksi(AB)
Galat(G)
JKA
JKB
JKAB
JKG
p-1
q-1
(p-1)(q-1)
N-pq
RKA
RKB
RKAB
RKG
Fa
Fb
Fab
-
FTabel
FTabel
FTabel
-
Total
JKT
N-1
-
-
-

3.  Uji Komparasi Ganda
a.  Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis  variansi apabila hasil analisis variansi tersebut menunjukkan hasil bahwa  hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe.

1)  Komparasi rerata antar kolom
F● i – 0j =
dengan :
F.i-.j = nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
X •i  = rerata pada kolom ke-i
 X •j  = rerata pada kolom ke-j
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
n.i = ukuran sampel pada kolom ke-i
n.j = ukuran sampel pada kolom ke-j
Daerah kritik untuk uji adalah = { F •i−•j | F •i−•j > (q-1)Fα ;q-1,N-pq}

2)  Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama
Fij – kj =
Fij-kj = nilai Fhit pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj
Xij  = rerata pada baris ke-ij
Xkj  = rerata pada baris ke-kj
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
nij = ukuran sampel pada baris ke-ij
nkj = ukuran sampel pada baris ke-kj

Daerah Kritik untuk uji adalah = {Fij-kj | Fij-kj > (pq-1)Fα ;(pq-1),N-pq}

3)  Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama
Fij – ik =
Fij-ik = nilai Fhit pada perbandingan baris ke-ij dan baris ke-ik
Xij  = rerata pada baris ke-ij
Xik  = rerata pada baris ke-ik 
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
nij = ukuran sampel pada baris ke-ij
nik = ukuran sampel pada baris ke-ik
Daerah Kritik untuk uji adalah =  {Fij-kj | Fij-kj > (pq-1)Fα ;(pq-1),N-pq}

b.  Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi rerata.
c.  Menyusun rangkuman anlisis (komparasi ganda).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar